
Revolusi Industri 4.0 semakin berkembang saat ini. Hal ini ditandai dengan berkuasanya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam seluruh aspek kehidupan. Berkembangnya teknologi secara pesat telah mengubah banyak tatanan kehidupan. Hal ini bisa dilihat dari berbagai pola hidup manusia saat ini. Contohnya dahulu orang berdagang harus berada disuatu toko atau tempat perbelanjaan namun kini, tak perlu berjalan jauh dengan adanya sistem belanja online. Kita bisa bertransaksi dimanapun dan kapanpun.
Korporasi besar yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi dengan sendirinya akan mudah tersingkirkan dan digantikan dengan korporasi yang lebih kompetitif dan atraktif. Tak lain, hal tersebut juga menjadi tantangan tersendiri bagi SMK. Bidang-bidang pekerjaan yang dikerjakan secara manual nantinya akan tergantikan dengan mesin, robot bahkan tergantikan oleh kecerdasan buatan. Hal ini akan berdampak buruk bagi siswa-siswi SMK di masa yang akan datang.
Lalu bagaimana SMK dalam menanggapi tantangan revolusi industri 4.0?
Menjawab tantangan tersebut, SMK harus mampu mencetak lulusan sesuai dengan yang dibutuhkan dunia industri. Kompetensi yang diberikan SMK harus disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan industri. Untuk itu, sebagai Sekolah Berbasis Teaching Factory SMK Muhammadiyah Wonosari berusaha mendesain pembelajaran dengan memadukan sepenuhnya antara belajar dan bekerja, tidak lagi memisahkan antara tempat penyampaian materi teori dan tempat materi produksi (praktek). Hal ini berarti siswa SMK nantinya akan mengalami pembelajaran yang didesain seperti dunia usaha dan dunia industri yang sebenarnya. Untuk menunjang program tersebut. SMK Muhammadiyah Wonosari melakukan kerjasama dengan DU/DI yang sesuai dengan kompetensi di sekolah. Kerjasama ini diharapkan dapat menjembatani sekolah dalam menyesuaikan kompetensi yang diajarkan dengan kompetensi yang dibutuhkan oleh DU/DI yang ada.
Untuk dapat menjalani pembelajaran TeFa dengan baik dan siap mengadapi revolusi industry 4.0, siswa-siswa SMK juga harus memiliki karakter unggul, kemampuan berpikir tingkat tinggi dan penguasaan literasi dasar. Adapun kemampuan yg dibutuhkan di revolusi industry 4.0 adalah sebagai berikut:
- Complex Problem Solving
Complex Problem Solving disini merupakan penyelesaian masalah kompleks dimulai dari melakukan identifikasi, menentukan elemen utama masalah, melihat berbagai kemungkinan sebagai solusi, melakukan aksi atau tindakan untuk menyelesaikan masalah, serta mencari pelajaran untuk dipelajari dalam rangka penyelesaian masalah. - Critical Thinking
Critical Thinking atau kemampuan berfikir kritis adalah kemampuan untuk berpikir masuk akal, kognitif, dan membentuk strategi yang akan meningkatkan kemungkinan hasil yang diharapkan. Berpikir kritis juga bisa disebut berpikir dengan tujuan yang jelas, beralasan dan berorientasi pada sasaran. - Creativity
Kreativitas adalah kemampuan dan kemauan untuk terus berinovasi, menemukan sesuatu yang unik serta bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. Creativity disini dapat juga diartikan mengembangkan sesuatu hal yang sudah ada sehingga dapat menjadi lebih baik. - People Management
People Management adalah kemampuan untuk mengatur, memimpin dan manfaatkan number days manusia secara tepat sasaran dan efektif - Coordinating with other
Kemampuan untuk kerjasama tim ataupun bekerja dengan orang lain yang berasal dari luar tim. - Emtion Intelligence
Emoticon Intelligence atau kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mengatur, menilai, menerima, serta mengontrol emosi diri dan orang lain di sekitar. - Judgment and Decision Making
Judgment and Decision Making adalah kemampuan untuk menarik kesimpulan atas situasi yang dihadapi serta kemampuan untuk mengambil keputusan dalam kondisi apapun. - Service Orientation
Service Orientation adalah keinginan untuk membantu dan melayani orang lain sebaik mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dengan memiliki service orientation, kita akan selalu berusaha memberikan yang terbaik pada pelanggan tanpa mengharapkan penghargaan semata. - Negotiation
Negotiation adalah kemampuan berbicara, bernegosiasi, dan meyakinkan orang dalam aspek pekerjaan. Tidak semua orang secara alami memiliki kemampuan untuk mengadakan kesepakatan yang berbuah hasil sesuai harapan, namun hal ini dapat dikuasai dengan banyak latihan dan pembiasaan diri. - Cognitive Flexibility
Cognitive Flexibility atau flesibilitas kognitif adalah kemampuan untuk menyusun secara sepontan suatu pengetauhan dalam banyak cara, dalam memberi respon penyesuaian diri untuk secara radikal merubah tuntutan nasional.